Sunday, 5 May 2013

Sejarah Turkey

Negara Turki Ini merupakan negara dua benua. Sekitar 95 persen dari wilayah seluas 780.580 km2 ini berada di Asia, selebihnya masuk ke kawasan Eropa. Ada yang menduga bangsa Hittiti yang menjadi penduduk pertama di kawasan ini, berasal dari Eropa. Dugaan yang lebih populer memperkirakan orang Hittiti berasal dari Asia Tengah. Namun demikian, dalam banyak hal Turki lebih berkiblat ke Barat dibandingkan mengadaptasi sosio-politik dan kebudayaan Timur dari Asia.

Memasuki tahun pertama Masehi, wilayah Turki yang saat itu bernama Kerajaan Bizantium memang dikuasai Romawi selama empat abad. Kekuasaan Romawi dijatuhkan kaum Barbar. Pada masa inilah ibukota kerajaan dipindahkan dari Roma ke Konstantinopel (sekarang Istambul). Pada abad ke-12 Bizantium jatuh ke dalam kekuasaan Kerajaan Ottoman yang dipimpin Raja Osman I. Inilah masa keemasan Turki Ottoman. Pada masa inilah pemerintahan Turki Ottoman memperoleh pengaruh Islam yang kuat. Bahkan sepeninggal Khulafaur Rasyiddin,

Turki menjadi Khilafah Islamiyah di bawah dinasti Utsmaniyah. Wilayahnya meliputi jazirah Arab, Balkan, Hongaria hingga kawasan Afrika Utara. Namun kekhalifahan itu hancur akibat perebutan kekuasaan di dalam yang melibatkan intervensi sejumlah negara asing. Bermula dari perlawanan terhadap campur tangan asing yang dipimpin Musthofa Kemal, aksi perjuangan berubah menjadi penentangan terhadap kekuasaan Khalifah.

Moment kehancuran Khilafah Islamiyah sendiri terjadi saat rakyat Turki melalui wakil-wakilnya mengeluarkan Piagam Nasional (Al Mitsaq Al Wathoni). Sejak itu, Turki menjadi sebuah negara tersendiri, terpisah dari wilayah-wilayah yang dulu merupakan kesatuan Khilafah Islamiyah. Khalifah Abdul Majid yang terakhir berkuasa, terusir ke luar Turki. Pada 1923, disepakatilah berdirinya negara Turki dengan batas-batas wilayah seperti saat ini. Laut Hitam di utara; Irak, Suriah dan Laut Tengah di selatan; Laut Aegea di barat dan Iran serta Rusia di timur.

Negara republik dengan ibukota Ankara itu, pertama kali dipimpin oleh Musthofa Kemal. Ia melakukan modernisasi besar-besaran dengan berkiblat ke Barat. Ia mengganti penggunaan huruf Arab dengan Latin, poligami dilarang dan wanita diberi kebebasan yang sama dengan pria. Angka melek huruf, mencapai 90 persen dari 64 juta penduduk Turki saat ini. Kemal pun beroleh gelar Bapak Bangsa Turki (Attaturk) sehingga dikenal sebagai Kemal Attaturk.

Selepas PD II, kedekatan Turki dengan Barat semakin kental. Turki menolak permintaan Uni Sovyet untuk membuka pangkalan militer di wilayahnya, namun ia mengundang AS mendirikan pangkalan militer. Pada 1960-an hubungan ini retak, AS bahkan mengembargo Turki. Penyebabnya, Turki terlibat konflik dengan Yunani dalam perebutan Cyprus. Dalam kasus ini, AS lebih berpihak kepada Yunani. Namun pada 1978, embargo dicabut. Kekentalan hubungan Turki dengan Barat mendapat tentangan, terutama dari etnis Kurdi sejak 1925 saat Kemal Attaturk berkuasa. Tapi pemberontakan dapat dipatahkan. Upaya-upaya untuk menegakkan kembali syariat Islam, senantiasa disikapi secara represif oleh pemerintah. Namun sebagian dari 98 persen penduduk Turki yang beragama Islam, terus melanjutkan upaya itu meskipun sebatas gerakan bawah tanah.

Pada 1950, untuk pertama kalinya Turki menggelar pemilu. Saat itu, Partai Republik bentukan Attaturk dikalahkan Partai Demokrat. Pada pemilu 1961, Partai Republik berkuasa lagi. Namun dominasinya kemudian tergeser oleh Partai Motherland yang berkuasa sekarang. Saat ini Turki dipimpin oleh Presiden Sulaiman Damirel dan Perdana Menteri Mesut Yilman. Selepas pemilu pertama dan pada 1980 Turki mengalami krisis politik yang membuat militer sempat mengambil alih kekuasaan. Lebih dari separuh wilayah Turki merupakan pegunungan. Sungai Eufrat dan Tigris yang pernah menjadi pusat peradaban dunia, juga melintasi wilayah ini. Sejumlah potensi sumberdaya alam, tersedia dalam deposit yang melimpah. Salah satu yang produksinya termasuk yang terbesar di dunia adalah kromit. Lainnya adalah minyak dan gas bumi serta batu bara. Dengan dukungan Barat, industri di Turki berkembang pesat. Namun sektor pertaniannya tak ketinggalan dengan tingkat penyerapan tenaga kerja mencapai 60 persen.


No comments:

Post a Comment